Senin, 02 Mei 2011

Jangan Sepelekan Depresi pada Anak

Jangan biarkan depresi serta gangguan mental terjadi pada anak. Perlu ada terapi dan intervensi lebih lanjut untuk menyembuhkannya. Sebab, depresi ini akan berdampak pada perilakunya hingga dewasa. Bahkan, pada anak berusia beranjak remaja hingga remaja, bisa nekat melakukan bunuh diri karena faktor depresi

ANAK Anda yang berusia tiga tahun temyata tidak senang anak-anak lainnya. Jarang terde-J. \jigar occhan lucu khas anak-anak. Bahkan, dia juga tidak memiliki nafsu makan seperti anak normal lainnya. Pada anak usia di atasnya, dia lebih memilih berada di tepi jendela sambil menatap kosong, ketimbang bercanda bersama saudara-saudaranya, atau menggambar di bukunya. Awasi Bisa jadi buah hati Anda sedang mengalami depresi.

Lalu, apa itu depresi? Depresi merupakan gejala kehilangan gairah, semangat dan menurunnya daya pikir. Kondisi seperti ini selain dialami oleh orangtua juga sering terjadi pada anak. Gejala depresi umumnya akan menimbulkan perasaan cemas, gelisah, bahkan hingga stres. Jika gejala seperti ini sudah menghinggapi anak kecil, para orangtua dianjurkan untuk mengenali kondisi kejiwaan anak sejak dini.Para peneliti di Washington University School of Medicine mengemukakan, anak-anak mengalami symptom depresi yang sama seperti yang sering ditemukan pada orang dewasa, bahkan mendekati sama tingkat keparahannya. Menurut the National Mental Health Association, satu dari tiga anak di Amerika menderita depresi. Namun, walaupun sudah berbicara mengenai statistik, depresi tetap merupakan penyakit yang tak terdeteksi dan tak terawat antara anak-anak dan remaja.

Tidak seperti bintik-bintik merah pada penyakit campak, atau hidung yang memerah pada penyakit flu, symptom depresi tidaklah terlalu kongkrit, dan sebagai konsekuensinya, seringkali hal ini tidak terdeteksi oleh orangtua.Meskipun beberapa ahli perkembangan anak mengatakan bahwa perilaku depresi yang bertahan lebih dari dua minggu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, bagaimanapun, paling baik adalah mendengar profesional di bagian kesehatan mental yang menmgkaji dan memutuskannya.Meskipun penyebab pasti dari depresi kanak-kanak tidak juga diketahui, penelitian depresi pada orang dewasa menyatakan bahwa bergantung pada predis-posisi genetis dan pengaruh lingkungan. Anak-anak yang orangtua atau saudaranya menderita depresi, lebih mungkinkan untuk mewarisi peenyakit ini.

Pnilitian beberapa psikolog mengatakan, salah satu gejala depresi yang dialami oleh bayi, biasanya selalu rewcl. Jika bayi mengalami depresi atau kecemasan dan kondisi ini dibiarkan begitu saja oleh oleh orangtuanya, maka akan terbawa dan berpengaruh sampai anak dewasa. Penyebab depresi pada bayi di bawah empat bulan, biasanya karena makanan, kurangnya sosialisasi, faktor guru dan pengaruh teman. Sedangkan depresi pada anak-anak di usia sekolah, bisa dilihat dari perubahan perilaku atau prestasi pelajarannya yang menurun. Ciri lainnya, seperti malas untuk belajar atau tidak mau bertemu dengan temannya dan cenderung menarik diri dari lingkungan.

Sehingga, tidak sedikit penyakit ini bisa mengarah ke bunuh diri.salah satu ciri anak yang mudah terkena depresi yakni punya kepribadian yang tertutup (introvert), sukar bergaul, dan tidak mudah bersosialisasi. Oleh karena itu, anak seperti ini harus dibiasakan mengikuti aktivitas-aktivitas sosial.Lebih lanjut, lingkungan akan sangat berpengaruhpada anak untuk berkembang menjadi positif atau negatif karena setiap anak punya potensi sendiri sendiri dan tidak bisa dituntut sama antara yang satu dengan yang lainnya. Lingkungan bisa mengarahkan anak untuk tidak berperilaku tertutup atau mengalami kesulitan dalam bergaul Meskipun anak mempunyai potensi cukup cerdas atau punya bakat-bakat tertentu, tetapi karena kcter-tutupannya yang lebih bereaksi menarik diri/depresi dapat menyebabkan dia tak bisa berkembang. Aruk anak yang mengalami depresi lebih ditentukan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu pola asuh anak sebaiknya dilakukan sejak balita.

Sementara itu, jika Anda mengetahui tanda-tanda depresi yang menyertai anak, jangan didiamkan. Penelitian baru menunjukkan, anak yang pernah mengalami gangguan psikologis seperti depresi dan penyalahgunaan zat psikotropika di mau kecilnya akan tumbuh menjadi seorang dewasa yang ternyata secara finansial. Mereka juga cenderung tidak ingin cepat-cepat menikah dan menyelesaikan pendidik annya. "Penelitian Ini menunjukkan bahwa gangguan psikologis masa kanak-kanak dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang yang signifikan dan dapat berdampak luas pada individu atas hidup mereka," kata P James Smith, seorang peneliti di lembaga nirlaba RAND Corp di Santa Monica, California, Amerika Serikat, seperti dikutip dari HealthDay News.

Banyak contoh kasus belakangan ini, anak beranjak remaja yang menderita depresi melakukan tlntl .ikan yang sangat luar biasa yakni bunuh diri. Kejadian imbahkan sudah sering ditulis di beberapa media massa bahwa ada anak yang bunuh diri karena dimarahi orangtua atau terlibat dalam sebuah masalah yang membuat dia dipenjara oleh dinya sendiri Perawatan bagi anak dan remaja yang menderita depresi, harus melalui kombinasi dari psikotcrapi individu dan konseling keluarga. Supaya optimal, menurut Dr Elizabeth Rody, direktur medis serta psikiater anak dan remaja untuk Magellan Behavioral Health di New Jersey, terapi harus tetap melibatkan orangtua, saudara dan orang yang penting dalam kehidupan sang anak, seperti guru dan kakek neneknya.

Perawatan lainnya meliputi terapi bermain, evaluasi berkelanjutan dan pada beberapa kasus, menggunakan obat. Obat antidepresi seringkali digunakan untuk merawat kasus depresi menengah. Yang penting juga, belumlah diizinkan untuk memberikan obat antidepresi pada anak di bawah usia 8 tahun. Jadi, kata dia, peran keluarga tetap sangat dominan dalam mengatasi masalah ini. "jadi, jika anak mengalami depresi, orangtua jangan sampai melepas tangan kepada para psikoterapi atau dokter untuk menanganinya sendiri.

Keluarga atau orang-orang terdekat si anak harus tetap memberikan sentuhan-sentuhan kasis sayang yang bisa membuatnya pulih dari keadaan seperti itu," ungkapnya.Berikut, Rody memberi contoh beberapa gejala depresi yang melekat pada anak usia bayi, hingga balita, dan beranjak remaja. Antara lain, tangis terus menerus dan kesedihan perslsten, Kurangnya antusiasme atau motivasi, meningkatnya kemarahan, kelelahan kronis atau kekurangan energi. Menarik diri dari keluarga, teman dan aktivitas yang tadinya disukai, perubahan kebiasaan makan dan tidur, dan lainnya, bloggaul.com/ danAvuspada.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar